Kehidupan seorang dosen khas dengan tanggung jawab yang kompleks. Hal tersebut berkaitan dengan tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat. Lalu, bagaimana strategi dosen menyeimbangkan karir?
Mengelola aspek tri dharma perguruan tinggi memang bukan hal mudah. Apalagi dosen juga memiliki kewajiban administratif dan kehidupan pribadi yang tidak kalah penting. Banyak sekali tantangan yang dihadapi oleh dosen.
Riset, Mengajar, atau Pengabdian? 6 Strategi Dosen untuk Menyeimbangkan Karir
Artikel ini akan membahas strategi untuk mencapai kesuksesan karir dosen di bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian. Untuk kamu, para dosen yang sedang kewalahan menata tanggung jawab, simak artikel ini baik-baik, ya!
1. Memahami Beban Kerja Dosen
Sebagai seorang dosen, penting halnya untuk memahami tanggung jawab serta beban kerja. Dengan begitu, kamu tidak akan kebingungan menyusun skala prioritas dalam pekerjaan.
Mengajar
Ini adalah beban kerja dosen yang paling dasar. Hakikatnya, seorang dosen memang harus mengajar. Tanggung jawab ini meliputi menyampaikan materi pelajaran, menilai tugas, dan berinteraksi dengan mahasiswa.
Penelitian
Sebagai kontribusinya dalam bidang ilmu pengetahuan, seorang dosen juga perlu melakukan penelitian ilmiah, menerbitkan hasilnya, dan memberikan kontribusi dalam kemajuan ilmu pengetahuan.
Pengabdian
Hasil penelitian dan ilmu pengetahuan sebaiknya tidak hanya terbatas dinikmati oleh para akademisi. Namun juga dapat dimafaatkan oleh masyarakat. Dosen harus turut berpartisipasi dalam pengajaran masyarakat, konsultasi, dan proyek sosial.
2. Mengatur Waktu
Beban kerja yang terlalu banyak seringkali membuat dosen kewalahan mengatur skala prioritas. Akhirnya hal itu berdampak pada manajemen waktu yang kurang efektif.
Padahal, dosen seringkali mendapat tenggat waktu yang kurang masuk akal. Artinya, dosen hanya mendapat sedikit waktu untuk menyelesaikan beban kerja yang banyak.
Cara-cara agar mencapai manajemen waktu yang efektif adalah:
Membuat jadwal rutin
Mulai untuk mengalokasikan waktu khusus untuk mengajar, penelitian, dan pengabdian setiap minggu. Coba untuk menggunakan kalender digital untuk melacak dan menyusun skala prioritas tugas.
Gunakan waktu luang untuk fokus
Khusus waktu ini, sengaja harus kamu kosongkan untuk menyelesaikan pekerjaan yang membutuhkan fokus. Misalnya, menulis proposal penelitian atau menulis jurnal. Manfaatkan waktu ini sebaik-baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan.
3. Memprioritaskan Tugas
Menyusun skala prioritas adalah hal yang sangat penting. Kamu harus mengidentifikasi tugas mana yang paling genting untuk segera diselesaikan.
Tentukan prioritas
Tugas-tugas yang paling mendesak harus dikerjakan lebih dulu. Prioritaskan tugas berdasarkan tenggat waktu dan dampaknya terhadap tri dharma perguruan tinggi serta karir kamu.
Fleksibel
Kamu harus memahami bahwa skala prioritas bisa berubah kapan saja. Maka, persiapkanlah diri kamu jika ada perubahan situasi. Kadang-kadang, kamu perlu menunda pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan yang lebih urgent.
4. Kolaborasi
Pekerjaan akan lebih ringan jika dikerjakan oleh banyak orang. Menjadi dosen berarti kamu harus siap menurunkan ego dan idealisme. Ada kalanya perlu kolaborasi untuk meringankan tugas.
Selain meringankan tugas, kamu juga mendapat relasi baru. Adanya relasi dapat meningkatkan potensi dan karir kamu.
Memiliki asisten dan kolaborator
Biasanya, tugas-tugas administratrif paling membebani dosen. Jika memungkinkan, delegasikan tugas administratif pada asisten untuk membantu dengan kegiatan penelitian. Kolaborasi dengan rekan sejawat juga bisa membagi beban kerja dan mempercepat proses penelitian.
Melibatkan mahasiswa
Libatkan mahasiswa dalam proyek penelitian atau pengabdian masyarakat. Hal tersebut dapat membantu mahasiswa mendapatkan pengalaman sekaligus meringkankan beban kerja kamu.
5. Rawat Kesehatan Mental dan Fisik
Menjaga diri adalah kunci utama untuk tetap berkarir. Mulailah menyisihkan waktu untuk melakukan aktivitas selain pekerjaan agar kamu tidak jenuh.
Mengelola stress juga akan membantu kamu tetap fit berkarir di institusi pendidikan. Selepas bekerja, luangkan waktu untuk piknik, bepergian, atau melakukan hobi agar pikiran kamu tidak melulu soal bekerja.
6. Berdiskusi dengan Rekan Kerja
Banyak dosen berpikiran bahwa menyimpan semuanya sendiri, akan lebih baik daripada membicarakannya dengan orang lain. Tetapi, tidak ada salahnya untuk melakukan diskusi apalagi dengan rekan kerja.
Diskusi melibatkan proses pertukaran ide dan gagasan. Dengan diskusi, kamu bisa berbagi dengan rekan kerja. Selain itu, kamu dapat membicarakan masalah yang mungkin membebani kamu dalam pekerjaan.
Banyak proyek riset dan pengabdian yang pastinya membutuhkan banyak orang. Jika kamu mau berdiskusi dengan rekan kerja, siapa tahu kamu mendapat rekan satu tim atau direkrut oleh rekan kamu ke dalam sebuah tim. Hal itu tentunya akan menguntungkan
Menjaga keseimbangan antara mengajar, penelitian, dan pengabdian adalah tantangan bagi seorang dosen. Namun, dengan strategi-strategi cerdas, dosen dapat menjalankan profesi engan lebih seimbang dan memuaskan.
Keseimbangan ini tidak hanya meningkatkan kualitas pengajaran dan penelitian, tetapi juga membantu kamu menjaga kesehatan. Strategi yang tepat akan membuat karir kamu menjadi lebih maju. Selain itu, kamu dapat aktif berkontribusi dalam dunia akademis dan masyarakat.