Artikel ilmiah ditulis berdasarkan aturan penulisan artikel yang membedakannya dengan tulisan lain pada umumnya. Aturan penulisan tersebut wajib diterapkan agar dalam proses penggarapannya tetap berada di dalam jalur.
Ketika artikel ilmiah telah digarap dengan baik, maka sangat jelas hasil akhirnya akan lebih berkualitas dan layak diterbitkan, sehingga untuk mencapai di titik tersebut kamu perlu mengetahui dan mempelajari kesalahan dalam menulis artikel ilmiah.
6 Kesalahan dalam Menulis Artikel Ilmiah, Wajib Tahu!
Bagi penulis artikel ilmiah pemula, menghasilkan karya tulis yang sesuai dengan aturan kerap menjadi persoalan karena selain belum terbiasa, beberapa di antaranya juga masih berusaha memahami dan menerapkan teorinya.
Maka dari itu, kamu perlu membaca artikel ini sampai habis agar pengetahuanmu kian luas demi menghasilkan karya tulis berkualitas. Baca uraian berikut, ya!
1. Penerapan Tata Bahasa yang Masih Keliru
Tata Bahasa merupakan kaidah tentang struktur gramatikal Bahasa yang meliputi fonologi, morfologi, dan sintaksis. Penerapan tata Bahasa dalam artikel ilmiah adalah hal yang krusial agar isi yang dibuat dapat diterima dengan baik dan sesuai harapan.
Dampak yang didapat jika penulisan artikel ilmiah tidak sesuai tata Bahasa adalah dapat menyebabkan kerancuan dan kesalahpahaman. Maka dari itu, untuk memahami tata Bahasa, kamu harus sesering mungkin membaca tulisan dari sumber yang kredibel agar dapat terbiasa dengan penyampaian tata Bahasa yang semestinya.
2. Pengutipan dan Penulisan Referensi yang Kurang Tepat
Terjadinya kekeliruan dalam membuat kutipan dan referensi disebabkan karena kurangnya pemahaman mengetahui gaya penulisannya. Penting bagi kamu untuk dapat dapat memahami cara pengutipan dan penulisan referensi agar artikel kamu lebih rapi.
Untuk memudahkan kamu dalam membuat referensi pada bagian daftar pustaka, kamu dapat menggunakan fitur reference pada Microsoft word. Ada banyak style yang disediakan dan kamu dapat menyesuaikannya dengan aturan penulisan artikel.
3. Penjabaran yang Terkesan Mengambang
Penjabaran hasil dan pembahasan artikel ilmiah yang terkesan mengambang akan membuat pembaca kebingungan dan sulit menangkap point-nya. Maka, sangat perlu kamu perhatikan agar uraiannya tetap dalam ruang lingkup yang sesuai dengan judul artikel ilmiah kamu.
Pada bagian ini perlu diberi ruang yang lebih besar karena menjadi bagian terpenting dalam artikel ilmiah. Karena menjadi bagian terpenting, panjang paparannya haruslah mengandung 50—60% dari total keseluruhan artikel ilmiah dengan menjelaskan temuan-temuan penelitian hingga implikasinya secara teori dan praktis.
Kamu juga diharuskan untuk menyisipkan hasil penelitian terbaru dari sumber lain yang terpercaya agar artikel ilmiah kamu mengandung penjabaran yang baik dan tidak terkesan meluas.
4. Jumlah Kata pada Bagian Abstrak Tidak Ideal
Beberapa artikel ilmiah terkadang berisi abstrak yang terdiri dari jumlah kata yang tidak sesuai aturan. Agar tidak mengulang kesalahan orang lain, wajib kamu perhatikan bagian abstrak agar dapat meminimalisir kesalahan dalam menulis artikel ilmiah. Idealnya, jumlah kata dalam abstrak tidak boleh melebihi 250 kata dan tidak boleh pula kurang dari 100 kata.
Pada umumnya, abstrak pada artikel ilmiah ditulis dalam dua Bahasa. Abstrak dalam Bahasa Indonesia harus ditulis dengan font yang normal seperti biasa, sementara untuk yang Bahasa inggris perlu kamu tulis dalam bentuk italic. Jadi, jangan sampai terbalik, ya!
5. Terlalu Banyak Menampilkan Teori Pendukung
Bagian hasil dan pembahasan harus ditulis secara ideal dengan lebih memprioritaskan hasil temuan ketimbang banyaknya sitasi atau kutipan. Jika terlalu banyak teori pendukung, bagian ini nantinya akan terkesan seperti literature review.
Kamu juga perlu memperkuat uraian tersebut dengan menyisipkan beberapa kutipan dari sumber-sumber kredibel dengan tujuan untuk memberi pemahaman dan meningkatkan kepercayaan kepada pembaca.
6. Bagian Kesimpulan Diisi dengan Uraian yang Tidak Seharusnya
Artikel ilmiah yang kurang tepat terkadang diisi dengan penyisipan beberapa kalimat dari kajian literatur. Nyatanya, kesimpulan haruslah berisi rangkuman singkat tentang hasil temuan karena pembaca hanya membutuhkan itu. Bagian ini perlu dipaparkan dengan panjang 5—10% total keseluruhan artikel dalam bentuk paragraf.
Demikianlah uraian mengenai kesalahan dalam menulis artikel ilmiah. Dikarenakan target pembaca artikel ilmiah adalah para akademisi, Mempelajari kesalahan yang banyak beredar merupakan langkah baik untuk meningkatkan kualitas penulisan artikel ilmiah.
Artikel ilmiah yang berkualitas dapat memberi reputasi baik untuk kamu sebagai penulisnya. Artikel ilmiah yang baik dan kredibel juga memerlukan jam terbang cukup banyak dan tingginya kebiasaan berkutat dengan penelitian. Maka dari itu, jangan berhenti untuk eksplorasi dan belajar dari kesalahan, ya!