Cara Menulis Buku Akademik untuk Dosen Pemula, Yuk Dipahami!

Cara Menulis Buku Akademik untuk Dosen Pemula, Yuk Dipahami!

Menulis buku akademik merupakan salah satu bentuk kontribusi nyata seorang dosen dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Melalui buku, dosen tidak hanya menyebarluaskan hasil penelitian dan pemikirannya, tetapi juga memperkuat reputasi akademik di bidang keilmuannya.

Walaupun menulis buku akademik memberikan manfaat kepada dosen, seringkali prosesnya cukup rumit. Terlebih bagi dosen pemula yang masih harus beradaptasi dengan lingkungan kerja yang baru. Namun, kamu tidak perlu risau! Sebab, di setiap tantangan pasti ada solusi yang menyertainya.

Cara Menulis Buku Akademik untuk Dosen Pemula, Yuk Dipahami!

Tidak terkecuali terkait strategi atau cara menulis buku akademik untuk dosen pemula. Dan … kabar baiknya, kami akan memaparkan berbagai tips cara menulis buku akademik tersebut pada artikel kali ini! Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut ini:

1. Tentukan Tema yang Sesuai dengan Keahlianmu

Langkah pertama dalam menulis buku akademik adalah menentukan tema yang relevan dengan bidang keahlianmu. Kamu perlu memilih topik yang benar-benar kamu kuasai agar proses penulisan lebih lancar dan isi buku lebih kredibel.

Untuk temanya sendiri bisa berasal dari hasil penelitian, pengalaman mengajar, atau kajian pustaka yang mendalam. Dengan cara ini, buku yang kamu tulis akan memiliki nilai ilmiah sekaligus praktis bagi pembaca.

Selain itu, pastikan tema yang dipilih juga memiliki urgensi dan manfaat bagi pengembangan ilmu di bidangmu, ya. Kamu bisa meninjau kebutuhan pembelajaran di kampus atau isu-isu akademik yang sedang berkembang sebagai dasar penentuan tema.

Mengapa nilai urgensi dan relevansi ini penting? Sebab, semakin relevan topik yang kamu tulis, semakin besar peluang buku tersebut diminati oleh pembaca akademik dan digunakan sebagai referensi kuliah.

2. Rancang Kerangka atau Outline Buku

Setelah menentukan tema, langkah berikutnya adalah membuat kerangka buku atau outline. Outline membantu kamu mengatur alur logika dan sistematika penulisan agar tetap fokus. Dengan outline yang matang, kamu bisa menulis bagian demi bagian tanpa kehilangan arah.

3. Gunakan Bahasa Ilmiah yang Mudah Dipahami

Bahasa dalam buku akademik harus formal, objektif, dan berdasarkan data. Namun, hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis tanpa penjelasan.

Penggunaan istilah yang terlalu teknis tersebut dapat membuat buku yang kamu tulis kurang sesuai untuk masyarakat luas. Padahal tujuanmu menerbitkan buku itu untuk menjangkau pembaca yang lebih luas, bukan?

Istilah yang terlalu rumit atau teknis juga kurang sesuai untuk mahasiswa. Apalagi jika mereka masih mahasiswa baru, jadi ketika menulis buku bijaklah dalam pemilihan kata. Namun, jangan terlalu santai juga ya bahasa yang kamu gunakan!

4. Manfaatkan Hasil Penelitian sebagai Bahan Utama

Menulis buku akademik tidak harus selalu dimulai dari nol. Kamu bisa memanfaatkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan sebagai bahan dasar.

Untuk mengubahnya menjadi sebuah buku, kamu perlu melakukan proses konversi. Proses ini meliputi revisi, restruktur bab, editing, lalu masuk ke proses penerbitan. Cara ini sangat efektif untuk dosen yang ingin produktif menulis tanpa meninggalkan aktivitas riset.

Dengan menjadikan penelitian sebagai dasar, kamu juga memastikan bahwa buku yang dihasilkan memiliki landasan empiris yang kuat. Buku akademik seperti ini lebih mudah diterima oleh penerbit, lembaga pendidikan, maupun pembaca akademik.

Oh, iya, untuk memudahkan proses konversi ini jika memang waktumu terbatas, kamu bisa menggunakan jasa konversi karya tulis ilmiah. Saat ini banyak tersedia layanan konversi, bahkan bisa langsung terbit menjadi buku dan siap untuk dicetak.

Salah satunya yaitu layanan jasa konversi KTI dari Ruang Akademisi. Dengan tim penulis berpengalaman di bidang akademik, Ruang Akademisi siap membantumu menerbitkan buku dengan mudah melakukan layanan konversi KTI ini. Informasi lebih lanjut silahkan hubungi customer service kami di link berikut: Jasa Konversi KTI.

5. Atur Waktu Menulis Secara Konsisten

Salah satu tantangan terbesar bagi dosen adalah membagi waktu menulis dengan mengajar. Solusinya, buat jadwal menulis yang realistis.

Kamu bisa menyisihkan waktu 30–60 menit setiap hari atau dua kali seminggu khusus untuk menulis. Menulis sedikit tapi konsisten lebih baik daripada menunggu waktu luang yang belum tentu datang.

Kedisiplinan waktu adalah kunci menjadi dosen produktif. Beberapa dosen bahkan memanfaatkan waktu senggang di sela kegiatan akademik seperti menunggu rapat atau selesai mengoreksi tugas mahasiswa untuk menulis satu paragraf atau satu ide baru.

6. Gunakan Referensi yang Kredibel

Cara Menulis Buku Akademik untuk Dosen Pemula, Yuk Dipahami!

Setiap buku akademik harus memiliki dasar teori dan referensi yang kuat. Oleh karena itu, gunakan sumber referensi terkini dan relevan dengan topik yang dibahas. Kamu bisa memanfaatkan jurnal ilmiah, laporan penelitian, dan buku referensi yang terbit dalam lima tahun terakhir.

Menulis dengan referensi kredibel bukan hanya memperkuat argumen, tetapi juga meningkatkan kualitas akademik buku kamu. Jangan lupa untuk mencantumkan daftar pustaka sesuai gaya penulisan ilmiah yang berlaku, seperti APA atau Chicago Style.

7. Revisi dan Minta Masukan dari Rekan Sejawat

Sebelum mengirimkan naskah ke penerbit, lakukan revisi dan mintalah masukan dari rekan sejawat di bidang yang sama. Hal ini membantu memastikan isi buku sudah akurat dan sistematis. Dosen lain mungkin dapat memberikan perspektif baru atau menemukan kekeliruan kecil yang terlewat.

Kegiatan ini juga bisa menjadi ajang kolaborasi akademik. Banyak dosen berhasil meningkatkan kualitas tulisannya karena melibatkan peer review internal sebelum buku diterbitkan.

8. Pilih Penerbit Akademik yang Terpercaya

Langkah terakhir adalah memilih penerbit yang tepat. Untuk buku akademik, sebaiknya pilih penerbit anggota IKAPI atau penerbit universitas yang memiliki reputasi baik. Penerbit seperti ini umumnya memahami standar penulisan akademik dan dapat membantu dalam proses pengurusan ISBN serta memiliki saluran distribusi yang luas.

Selain menjadi bagian dari anggota IKAPI, pastikan juga bahwa penerbit tersebut mampu mendukung penulisnya dalam proses pemasaran bukunya ya. Misalnya dengan tersedianya platform penjualan yang bergaram. Mulai dari website toko resmi, Shopee Mall, Siplah Gramedia, Gramedia Digital, Google Play Book dan lain sebagainya.

Jika perlu, pastikan penerbit tersebut menyediakan wadah bagi penulisnya untuk berkontribusi lebih untuk membangun personal branding-nya sebagai penulis melalui event penghargaan maupun kesempatan mengisi podcast. Nah, apakah ada penerbit yang seperti itu?

Jawabannya, ada! Yaitu penerbit buku Ruang Akademisi! Setiap bulannya Ruang Akademisi memberikan apresiasi kepada tiga penulis terbaik melalui event Penulis of The Month. Selain itu, Ruang Akademisi juga memberikan kesempatan bagi penulisnya untuk mengisi podcast terkait dengan kepenulisan.

Nama podcast-nya yakni Podcast Kataloka, yang mana tiap minggunya satu penulis terpilih akan menjadi narasumbernya. Nah, detail atau daftar pemenang dan pengisi podcast ini bisa kamu lihat di sini: Apresiasi Penulis Ruang Akademisi.

Oh iya, selain berbagai benefit di atas, menerbitkan buku di Ruang Akademisi juga banyak diskonnya lho! Contohnya di bulan Oktober ini, dalam rangka menyambut Bulan Bahasa kami memberikan promo “Bulan Bahasa” dengan benefit potongan biaya penerbitan buku mulai dari Rp25.000,00 sampai Rp75.000,00!

Gimana, tertarik untuk mendapatkan potongan harga ini? Yuk segera hubungi customer service penerbitan buku Ruang Akademisi dengan klik link berikut: Ambil Promo Bulan Bahasa Penerbitan Buku!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn