Membuat jurnal ilmiah merupakan salah satu tugas penting bagi dosen dalam rangka memenuhi kebutuhan penelitian, penilaian kinerja, hingga memperoleh kenaikan pangkat.
Cara membuat jurnal ilmiah tentunya harus memperhatikan struktur dan memenuhi syarat-syarat penulisan jurnal ilmiah agar diakui Ditjen Dikti, sehingga bisa memberikan tambahan angka kredit poin (KUM) dalam rangka kenaikan jabatan bagi seorang dosen.
Cara Membuat Jurnal Ilmiah yang Benar untuk Menambah Angka Kredit Dosen
Tidak hanya untuk kenaikan jabatan saja, membuat jurnal ilmiah juga berperan penting untuk mendongkrak reputasi perguruan tinggi tempat dosen mengajar. Untuk itulah, paham tentang cara membuat jurnal ilmiah yang benar tentunnya penting bagi seorang dosen.
Nah, sebelum beranjak membahas langkah-langkah dalam menulis jurnal ilmiah, ada baiknya kamu memahami terlebih dahulu apa itu jurnal ilmiah. Berikut ini penjelasannya!
Apa Itu Jurnal Ilmiah?
Melansir uir.ac.id, pada umumnya jurnal ilmiah merupakan sebuah aplikasi periodik berupa karya tulis artikel ilmiah yang diterbitkan secara berkala. Jurnal ilmiah biasanya diterbitkan dalam jangka empat bulan hingga satu tahun sekali.
Jurnal ilmiah disusun dengan isi yang pembahasannya luas, tetapi dikemas dengan bahasa yang singkat dan padat. Umumnya, jurnal ilmiah hanya berisi enam hingga delapan halaman saja.
Penulisan jurnal ilmiah bertujuan untuk mengembangkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, menjadi acuan para peneliti yang sedang melakukan penelitian dan sering kali dijadikan rujukan untuk melaksanakan penelitian berikutnya dengan topik yang sejenis.
Jurnal yang Bisa Dosen Terbitkan Beserta Angka Kredit Poinnya
Setiap jurnal yang berhasil dosen terbitkan dan memenuhi ketentuan akan membantu meningkatkan KUM atau angka kredit poin yang bisa dosen gunakan untuk mempercepat pengajuan kenaikan jabatannya. Berikut ini informasi jurnal yang bisa dosen terbitkan sekaligus KUM yang diperoleh:
1. Jurnal nasional
Pertama, jenis jurnal yang rutin diterbitkan oleh dosen ialah jurnal nasional. Jurnal nasional terdiri dari dua jenis, antara lain:
- Jurnal belum terakreditasi Arjuna: angka kredit poin berjumlah 10 poin. Jurnal ini terbagi kembali menjadi dua jenis, yaitu jurnal terindeks DOAJ dan tidak terindeks DOAJ. Jurnal terindeks DOAJ dalam bahasa Indonesia memiliki angka kedit 15 poin, sedangkan dalam bahasa Inggris atau bahasa resmi PBB bernilai 20 poin.
- Jurnal terakreditasi: memiliki angka kredit 25 poin.
Jurnal nasional memiliki kriteria sebagai berikut:
- Memenuhi kaidah penulisan ilmiah dan etika keilmuan
- Memiliki terbitan versi online
- Memiliki ISSN
- Ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris dengan abstrak berbahasa Indonesia
- Dikelola secara profesional yang bisa dilihat dari keberkalaan, ketepatan, ketersediaan petunjuk penulisan, identitas jurnal dan lain-lain.
- Diterbitkan oleh Penerbit, Organisasi Profesi, Badan Ilmiah, Organisasi Keilmuan, atau Perguruan Tinggi dengan unit-unitnya.
- Memuat karya ilmiah penulis yang setidaknya berasal dari dua institusi yang berbeda
- Memiliki dewan redaksi atau editor yang minimal berasal dari dua institusi berbeda.
2. Jurnal internasional
Angka kredit jurnal internasional mencapai 10 hingga 40 poin. Terdapat empat jenis jurnal internasional yang perlu kamu ketahui, antara lain:
1. Jurnal internasional KUM 40 poin
Jurnal internasional dengan KUM tertinggi jika dosen berhasil menerbitkan jurnal internasional bereputasi. Yakni jurnal internasional yang memenuhi kriteria tambahan berupa terdapat faktor dampak (impact factor) dari jurnal bereputasi seperti ISI, World of Science (WoS) dan Scimago Jurnal Rank (SJR).
2. Jurnal internasional KUM 30 poin
Jurnal internasionaL KUM 30 poin ini bisa diperoleh jika dosen berhasil menerbitkan jurnal internasional bereputasi, tetapi belum memiliki faktor dampak (IF).
3. Jurnal internasional KUM 20 poin
Jurnal internasional dengan nilai KUM 20 poin bisa dosen peroleh jika mempublikasikan jurnal yang tidak terindeks dalam database bereputasi.
Namun, bisa terindeks dalam database internasional seperti DOAJ, Copernicus, CABI, atau sesuai pertimbangan dari Ditjen Dikti sehingga bisa dipertimbangkan sebagai karya ilmiah.
4. Jurnal internasional KUM 10 poin
Jurnal internasional hanya memperoleh KUM 10 poin jika dosen menyusunnya menggunakan bahasa resmi PBB, namun belum memenuhi syarat sebagai jurnal ilmiah internasional. Jurnal internasional memiliki kriteria sebagai berikut:
- Memenuhi kaidah penulisan ilmiah dan etika keilmuan
- Memiliki terbitan versi online
- Memiliki ISSN
- Ditulis dalam bahasa resmi PBB (Inggris, Arab, Perancis, Spanyol, Rusia dan Tiongkok)
- Setidaknya kontributor berasal dari 4 negara berbeda pada setiap jurnal yang diterbitkan
- Tim editorial diisi oleh para ahli di bidangnya dan setidaknya berasal dari 4 negara
- Terindeks oleh database internasional bereputasi seperti WoS, Microsoft Academic Research, Scopus, dan/atau laman sesuai pertimbangan Dirjen Dikti.
Struktur Jurnal Ilmiah
Sebelum membahas cara membuat jurnal ilmiah, struktur jurnal ilmiah juga perlu dosen pahami. Di bawah ini struktur jurnal ilmiah yang perlu dosen ketahui:
1. Judul
Struktur jurnal ilmiah yang pertama ialah judul. Judul merupakan bagian jurnal ilmiah yang menyiratkan isi atau maksud dari suatu jurnal ilmiah secara pendek.
Judul jurnal ilmiah dalam bahasa Indonesia disarankan tidak lebih dari 12 kata, sedangkan jika ditulis dalam bahasa Inggris tidak boleh lebih dari 10 kata.
2. Abstrak
Struktur kedua dari jurnal ilmiah adalah abstrak. Perlu kamu pahami bahwa abstrak ini berbeda dengan ringkasan. Ringkasan berisi rangkuman dari keseluruhan isi jurnal, sementara abstrak terdiri dari pemadatan keseluruhan isi jurnal secara umum.
Biasanya, abstrak berisi sekitar 250 kata yang mencakup metode, tujuan, hasil dan kesimpulan. Selain itu juga mencantumkan kata kunci untuk menjelaskan subjek, objek dan pembahasan utama dari jurnal ilmiah yang ditulis. Temuan utama dalam jurnal juga sebaiknya disampaikan di bagian ini.
Perlu kamu ketahui, abstrak yang ditulis dengan baik bisa memengaruhi jumlah pembaca. Sebab, melalui abstrak lah pembaca bisa mengetahui pembahasan utama suatu jurnal.
3. Pendahuluan
Struktur jurnal ilmiah berikutnya adalah pendahuluan. Pendahuluan merupakan bagian penting yang ada dalam setiap jurnal ilmiah untuk menjelaskan mengapa jurnal ilmiah ditulis atau apa yang melatarbelakangi ditulisnya jurnal tersebut.
Kedua hal itu kemudian dikaitkan dengan teori dan konsep ilmiah dari para ahli yang relevan dengan topik penelitian dalam jurnal ilmiah tersebut. Dalam pendahuluan juga disampaikan hipotesis dan permasalahan penelitian.
4. Metode penelitian
Metode penelitian berisi penjelasan langkah dan tahapan untuk memperoleh data-data yang akan diolah dalam penelitian. Dalam menyusun metode penelitian harus dijelaskan secara rinci agar mudah dipahami pembaca dan nenghindari plagiarisme.
Metode penelitian yang disusun secara rinci juga bisa membuat pembaca lebih jelas dalam memahami proses penelitian yang kamu lakukan, serta meningkatkan kekuatan jurnal secara akademis.
5. Hasil
Setelah metode penelitian, struktur berikutnya adalah hasil. Dalam hasil jurnal ilmiah ini menyajikan hasil penelitian dalam bentuk tabel, grafik, diagram, gambar maupun teks. Penulisan hasil penelitian harus objektif, tanpa memuat opini dari siapapun.
Kemudian, jangan lupa tambahkan keterangan atau deskripsi singkat di bawah tabel, grafik, diagram maupun gambar tersebut untuk memberikan pemahaman yang lebih jelas kepada pembaca mengenai hasil penelitian.
6. Pembahasan
Struktur jurnal ilmiah selanjutnya yaitu pembahasan. Dalam pembahasan, dijabarkan secara lebih lanjut dan detail mengenai hasil penelitian, serta temuan baru yang dihasilkan.
Dalam struktur pembahasan ini juga perlu menjawab hipotesis dan masalah penelitian yang sebelumnya telah disampaikan pada bagian pendahuluan.
Selain itu, perbedaan jurnal ilmiah yang kamu tulis dengan jurnal ilmiah lainnya juga perlu kamu paparkan pada bagian ini. Dengan demikian, hal tersebut bisa memperkuat orisinalitas jurnal ilmiahmu sehingga terhindar dari plagiarisme.
7. Kesimpulan
Berikutnya terdapat struktur kesimpulan. Pada bagian kesimpulan menjelaskan inti secara keseluruhan dari penelitian yang kamu lakukan. Dalam kesimpulan juga perlu menjawab hipotesis penelitian dan temuan yang dihasilkan.
8. Daftar Pustaka
Struktur jurnal ilmiah yang terakhir ialah daftar pustaka. Pada tahapan ini, kamu perlu menuliskan daftar referensi atau rujukan, baik berupa buku maupun jurnal ilmiah lainnya yang kamu gunakan dalam proses penyusunan jurnal ilmiahmu.
Cara Membuat Jurnal Ilmiah
Setelah memahami apa itu jurnal ilmiah dan apa saja struktur-strukturnya, berikut ini cara membuat jurnal ilmiah yang perlu dosen pahami agar bisa membuat jurnal ilmiah dengan benar sehingga diakui Ditjen Dikti dan bisa menambah angka kreditnya:
1. Melakukan kegiatan penelitian
Langkah pertama dalam membuat jurnal ilmiah tentunya adalah melakukan penelitian, terutama jika suatu publikasi ilmiah disusun berdasarkan hasil penelitian. Kadang kala diperoleh dari pengabdian kepada masyarakat, maupun berdasarkan studi literatur review.
2. Menyusun artikel ilmiah berisi hasil penelitian
Setelah melakukan penelitian, langkah berikutnya adalah menyusunnya menjadi sebuah artikel ilmiah berdasarkan data penelitian yang sudah diperoleh.
Data yang sudah diperoleh tersebut kemudian diolah dan dianalisis sehingga bisa menghasilkan informasi. Yang mana, dari informasi tersebut dapat ditarik kesimpulan hasil penelitian.
3. Mengirimnya ke pengelola jurnal
Setelah jurnal ilmiahmu telah selesai disusun, langkah terakhir yang perlu kamu lakukan yaitu mengirimkannya ke pengelola jurnal.
Kamu bisa mengirim jurnal ilmiahmu ke jurnal nasional, maupun internasional selagi memenuhi kriteria yang sebelumnya telah disebutkan sesuai masing-masing jenis jurnal.
Demikianlah informasi mengenai jurnal ilmiah, mulai dari pengertian, jurnal ilmiah yang bisa dosen terbitkan beserta nilai kredit poin yang diperoleh, struktur, hingga cara membuat jurnal ilmiah.
Jika kamu seorang dosen, informasi di atas perlu kamu ketahui agar dapat menyusun jurnal ilmiah yang sesuai sehingga bisa menambah KUM untuk mengajukan kenaikan jabatanmu dan meningkatkan reputasi perguruan tinggi tempatmu mengajar.