5 Cara Menemukan Research Gap dan Contohnya

5 Cara Menemukan Research Gap dan Contohnya

Dalam dunia penelitian, tidak ada hasil penelitian yang sempurna atau tanpa kekurangan. Akan selalu ada research gap pada penelitian terdahulu yang bisa ditemukan oleh para dosen maupun peneliti saat ini.

Mengetahui bagaimana cara menemukan research gap tentunya menjadi penting, baik bagi dosen maupun mahasiswa yang nantinya perlu melakukan penelitian untuk memperoleh gelar akademik.

5 Cara Menemukan Research Gap dan Contohnya

Terlebih lagi bagi dosen yang perlu melakukan penelitian secara kontinyu untuk menemukan novelty (nilai kebaruan), sekaligus menunjang pelaksanaan tridharma perguruan tinggi.

Nah, jika kamu seorang dosen atau pun mahasiswa yang hendak melakukan penelitian, menyimak artikel kali ini adalah langkah yang tepat untuk membantu kelancaran tugasmu dalam mencari research gap.

Apa Itu Research Gap?

Research gap merupakan celah, kesenjangan atau kekurangan yang ada pada penelitian sebelumnya. Dalam buku Pengantar Metode Penelitian Manajemen (2020) dijelaskan bahwa research gap adalah keadaan ditemukannya inkonsistensi atau kesenjangan antara hasil penelitian dengan data yang ditemukan.

Dengan menemukan research gap, seorang peneliti maupun dosen juga bisa menemukan nilai kebaruan (novelty) dari penelitian yang akan dilakukannya sehingga bisa berkontribusi untuk menghasilkan ilmu pengetahuan baru.

Tujuan dari suatu penelitian tentunya adalah memecahkan suatu masalah yang menjadi topik penelitian. Namun, satu penelitian saja tentunya tidak bisa serta menjadi solusi yang terbaik dan pastinya memiliki kekurangan.

Untuk itulah perlu dilakukan penelitian-penelitian berikutnya untuk menemukan solusi yang lebih baik dan mampu menutupi kekurangan penelitian atau research gap sebelumnya.

Ketika penelitian dalam topik yang sama terus dilakukan, tentunya ilmu pengetahuan juga akan semakin berkembang pesat.

Jenis-Jenis Research Gap

Sebelum mengetahui cara menemukan research gap, ada baiknya kamu ketahui terlebih dahulu jenis-jenis research gap. Berikut ini penjelasan lebih lanjut jenis-jenis dari research gap yang perlu dosen, mahasiswa, maupun peneliti ketahui:

1. Theoretical gap

Theoretical gap merupakan jenis gap yang ditemukan pada teori yang menjadi dasar penelitian sebelumnya sehingga memengaruhi hasil riset atau penelitian.

Dalam artian, teori yang digunakan sebelumnya keliru atau memang peneliti yang kurang tepat dalam memahami teori yang digunakan.

Dengan demikian, ini bisa dijadikan research gap untuk melakukan penelitian berikutnya agar menemukan nilai kebaruan (novelty), tentunya dengan menggunakan teori yang berbeda dengan teori yang sebelumnya digunakan.

2. Population gap

Jenis research gap berikutnya ialah population gap. Population gap merupakan kesenjangan dalam penelitian terdahulu yang terletak pada jangkauan populasi untuk pengambilan data penelitian dan produktivitas bisnis.

3. Evidence gap

Jenis lainnya dari gap penelitian adalah evidence gap. Evidence gap merupakan jenis research gap yang ditemukan pada hasil penelitian. Hal ini bisa berupa adanya perbedaan antara bukti penelitian di lapangan dengan hasil penelitian.

4. Empirical gap

Kemudian, empirical gap juga menjadi salah satu jenis research gap. Empirical gap berarti kesenjangan penelitian yang dapat dilihat dari fenomena empiris. Dalam hal ini, peneliti perlu menyadari dan mencari tahu apakah ada inkonsistensi dalam penelitiannya atau tidak.

5. Knowledge gap

Menurut Hamidul Islam Shohel dalam jurnalnya yang berjudul Types of Research Gap menyatakan bahwa knowledge gap merupakan penelitian yang mencari sesuatu yang belum ada.

6. Practical-knowledge gap

Jenis research gap berikutnya adalah practical-knowledge gap. Practical-knowledge gap berarti perilaku atau kegiatan profesional dalam penelitian yang tidak terpenuhi oleh penelitian.

7. Methodological gap

Jenis research gap yang terakhir ialah methodological gap. Artinya, kesenjangan atau gap dalam penelitian ini terjadi karena adanya keterbatasan dalam metodologi penelitian yang digunakan.

Cara Menemukan Research Gap

5 Cara Menemukan Research Gap dan Contohnya

Setelah mengetahui apa itu research gap dan jenis-jenisnya, alangkah lebih baiknya kamu juga perlu mengetahui cara menemukan research gap dalam penelitian terdahulu. Untuk memudahkanmu dalam mencari research gap, berikut ini cara-cara yang bisa kamu lakukan:

1. Mencari konsep yang terlepas dari perhatian peneliti

Pertama, mencari konsep yang terlepas dari perhatian peneliti sebelumnya bisa menjadi cara efektif untuk menemukan gap penelitian. Dalam melakukan penelitian, tentunya peneliti akan fokus pada konsep utama yang ditentukannya. Sementara konsep lainnya akan diabaikan meskipun masih berkaitan.

Untuk itu, kamu bisa memfokuskan diri pada konsep lainnya yang diabaikan oleh peneliti untuk membantumu menemukan kesenjangan dalam penelitian tersebut, sehingga bisa dijadikan bahan untuk melaksanakan penelitian berikutnya.

2. Menganalisis celah pada penelitian sebelumnya

Memecahkan masalah dalam penelitian perlu dilakukan menggunakan metode ilmiah. Hal ini bertujuan untuk menghindari kesalahan karena hasil penelitian sering kali menjadi acuan atau dasar dalam mempelajari bidang keilmuan yang relevan.

Akan tetapi, hasil dalam setiap penelitian selalu tidak bisa sempurna karena berbagai faktor. Misalnya saja, teori yang dipaksakan untuk digunakan oleh peneliti, sehingga peneliti tidak bisa menggunakan teori lainnya.

Hal tersebut bisa menjadi batasan dan menciptakan celah dalam penelitian. Maka dari itulah, kamu bisa mencoba melakukan analisis untuk menemukan celah dalam suatu penelitian dan mencari solusi pada penelitian berikutnya.

Perlu kamu ketahui bahwa pada umumnya, peneliti menjelaskan kekurangan atau kelemahan penelitiannya pada bagian saran dan kesimpulan. Untuk itu, kamu bisa langsung fokus ke bagian tersebut untuk menemukan kelemahan pada penelitiannya.

3. Konsen pada hasil yang kurang jelas

Berikutnya, fokus pada hasil yang kurang jelas juga bisa menjadi cara menemukan research gap dengan lebih mudah. Hasil penelitian merupakan gambaran dari proses penelitian yang dilakukan.

Jika terdapat hasil yang kurang jelas atau kurang akurat, maka peneliti bisa mengambil kesimpulan bahwa terdapat research gap pada proses penelitian yang dilakukan sebelumnya.

4. Mencari fenomena yang tidak ada teorinya

Cara menemukan research gap juga bisa kamu lakukan dengan mencari fenomena yang tidak ada teorinya. Sebagai contoh, dosen atau peneliti menemukan fenomena yang secara nyata terjadi di lapangan, tetapi tidak ada teori yang menjelaskan fenomena tersebut.

Dari situlah berarti telah ditemukan research gap, sehingga dapat dilakukan penelitian mengenai fenomena tersebut dengan menggunakan teori-teori yang sudah ada untuk menemukan penyebab maupun solusinya.

5. Mencari inkonsistensi hasil penelitian

Kadang kala satu topik penelitian bisa diteliti oleh banyak dosen atau peneliti. Ini tentunya bisa menimbulkan hasil penelitian yang berbeda-beda. Dari sinilah menunjukkan adanya inkonsistensi penelitian sehingga telah ditemukan research gap.

Contoh Research Gap dalam Penelitian

Sebagai contoh, sebuah penelitian berusaha meneliti mengenai efektivitas penggunaan AI atau teknologi buatan untuk membantu membuat diagnosa penyakit langka.

Gap yang terjadi dalam hal ini ialah evidence gap. Yang mana faktanya, algoritma AI dilatih dengan dataset penyakit yang bersifat umum, sehingga bukti yang berkaitan dengan penyakit langka masih minim.

Contoh lain misalnya pada population gap, sebuah penelitian yang ingin meneliti mengenai efektivitas pembelajaran daring selama masa pandemi covid-19. Penelitian ini sering kali mengambil sampel penelitian dari siswa di daerah perkotaan.

Sementara itu, siswa di daerah pedesaan atau terpelosok yang memiliki keterbatasan akses internet sering kali diabaikan. Hasil penelitian nantinya tentu lebih mencerminkan siswa di daerah perkotaan.

Nah, itulah tadi pembahasan mengenai research gap, mulai dari pengertian, jenis-jenis, cara menemukan research gap, hingga contohnya dalam penelitian.

Bagi kamu yang hendak melakukan penelitian, memahami informasi di atas tentunya sangat penting agar bisa melakukan penelitian yang mampu menyempurnakan penelitian sebelumnya dan menghasilkan novelty atau nilai kebaruan.