Pemilihan bahan pustaka merupakan salah satu proses penting dalam pengembangan koleksi perpustakaan. Proses ini menentukan sejauh mana perpustakaan dapat memenuhi kebutuhan informasi para pemustaka.
Pemustaka di sini bisa dari kalangan tenaga pendidik, peneliti, mahasiswa maupun masyarakat umum. Nah, agar perpustakaan mampu memenuhi kebutuhan pemustaka maka pengelola perpustakaan harus mampu memahami elemen-elemen penting yang terlibat di dalamnya.
Daftar isi
ToggleMemahami 4 Elemen Penting dalam Pemilihan Bahan Pustaka
Dan artikel kali ini akan memaparkannya. Harapannya setelah membaca artikel ini pengelola perpustakaan mampu mengadakan koleksi yang benar-benar bermanfaat. Yuk, segera simak pembahasan lengkapnya berikut ini:
Artikel yang sesuai:
1. Pelaksana Pemilihan
Elemen penting yang terlibat dalam pemilihan bahan pustaka yang pertama yaitu pelaksana pemilihan. Pelaksana di sini artinya siapa saja yang terlibat dalam proses pengadaan buku.
Nah, pada umumnya pemilihan bahan pustaka itu melibatkan dua pihak utama, yaitu pemustaka dan pustakawan. Pemustaka terdiri di sini bisa terdiri dari tenaga pengajar, peneliti, dan mahasiswa yang mengetahui kebutuhan akademik maupun riset mereka jika perpustakaan tersebut ialah perpustakaan sekolah atau kampus.
Sedangkan perpustakaan umum seperti Perpustakaan Daerah atau Perpusda maka pemustaka yang terlibat di sini yaitu masyarakat umum. Lalu, dalam beberapa kondisi, unit lain juga dapat dilibatkan untuk memberikan masukan mengenai kebutuhan koleksi yang lebih spesifik.
Peran pustakawan dan pemustaka dalam menentukan bahan pustaka
Pustakawan berperan sebagai pihak yang memahami kondisi koleksi di perpustakaan. Misalnya terkait dengan koleksi apa yang sudah tersedia dan belum tersedia di perpustakaan.
Antara pustakawan dan pemustaka seperti tenaga pendidik dan mahasiswa ini bekerja sama untuk memastikan bahan pustaka yang dipilih sesuai kebutuhan. Dengan demikian, kolaborasi ini menjamin ketersediaan koleksi yang relevan dan seimbang.
Kepanitiaan dalam pengadaan bahan pustaka perpustakaan sekolah/kampus
Proses pengadaan buku idealnya dibentuk sebuah panitia. Jika perpustakaan ini berupa perpustakaan sekolah/universitas maka panitianya terdiri dari:
- pustakawan,
- guru/dosen
- serta administrator sekolah atau institusi.
Mereka berfungsi sebagai penanggung jawab dalam pengembangan koleksi secara menyeluruh. Dan keterlibatan berbagai pihak ini bertujuan agar pengembangan koleksi lebih terarah dan objektif.
Hasilnya, perpustakaan dapat menyediakan bahan pustaka yang mendukung proses pembelajaran, penelitian, serta kebutuhan informasi masyarakat akademik. Intinya, bahan pustaka yang diadakan jadi lebih tepat dan berguna bagi pengguna perpustakaan.
2. Kriteria Pustakawan yang Berkualitas
Elemen penting dalam pemilihan bahan pustaka atau buku berikutnya yaitu bagaimana kualitas pustakawannya. Hal ini penting agar proses pengadaan maupun pengelolaan perpustakaan jadi lebih baik.
Melansir dari makalah berjudul Pengadaan Bahan Pustaka Untuk Perpustakaan Sekolah karya Gatot Subrata, ada beberapa kriteria pustakawan yang berkualitas yaitu:
Mampu memahami kebijakan pengembangan koleksi
Seorang pustakawan yang berkualitas harus memahami kebijakan pengembangan koleksi. Hal ini mencakup pengetahuan tentang visi dan misi perpustakaan serta arah pengembangan koleksi yang ditetapkan lembaga.
Dengan pemahaman tersebut, pustakawan mampu memastikan bahwa bahan pustaka yang dipilih sejalan dengan tujuan pendidikan maupun penelitian. Sehingga koleksi yang dikembangkan akan lebih terarah dan relevan dengan kebutuhan pengguna.
Dapat bekerjasama dengan berbagai pihak
Kerjasama menjadi keterampilan penting yang harus dimiliki pustakawan. Mereka perlu berkoordinasi dengan pustakawan lain, tenaga pendidik, administrator, hingga pihak eksternal seperti penerbit dan toko buku.
Melalui kerja sama ini, pustakawan dapat memperoleh informasi terbaru mengenai kebutuhan pengguna dan ketersediaan buku. Selain itu, hubungan baik dengan pihak luar akan memudahkan proses pengadaan bahan pustaka.
Memahami program pendidikan dan perkembangannya
Pustakawan juga perlu memahami program pendidikan yang sedang berlangsung di sekolah atau perguruan tinggi. Pengetahuan ini membantu mereka dalam menyeleksi bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum maupun tren perkembangan pendidikan.
Dengan memahami arah perkembangan pendidikan, pustakawan dapat memilih koleksi yang mendukung pembelajaran jangka panjang. Hal ini menjadikan koleksi perpustakaan tetap relevan meskipun kurikulum mengalami perubahan.
Dapat menggunakan sarana pemilihan
Sarana pemilihan bahan pustaka menjadi alat bantu penting yang harus dikuasai pustakawan. Dengan memanfaatkan katalog, bibliografi, atau daftar rekomendasi, pustakawan dapat memilih bahan pustaka yang sesuai.
Penguasaan sarana pemilihan ini memudahkan pustakawan dalam menyusun daftar koleksi yang benar-benar relevan. Sehingga, pengadaan koleksi lebih efektif dan efisien.
Dapat menggunakan sarana pendukung seperti komputer
Di era digital, kemampuan pustakawan dalam memanfaatkan teknologi sangat penting. Komputer dan perangkat lunak khusus membantu mereka dalam mengelola data koleksi dan proses seleksi bahan pustaka.
Dengan sarana ini, pustakawan dapat melakukan analisis kebutuhan koleksi dengan lebih akurat. Selain itu, akses ke sumber informasi digital juga menjadi lebih mudah.
Memahami dan Mengikuti Peraturan Terkait Pengadaan
Pustakawan perlu memahami aturan yang berlaku dalam pengadaan buku, termasuk ketentuan perbukuan dan aspek keuangan. Kepatuhan terhadap peraturan menjamin transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengadaan.
Selain itu, pustakawan yang memahami regulasi dapat menghindari masalah administratif. Dengan begitu, proses pemilihan dan pengadaan bahan pustaka dapat berjalan lebih lancar.
3. Alat Bantu Seleksi Bahan Pustaka
Elemen penting dalam pemilihan bahan pustaka berikutnya yaitu alat bantu seleksi bahan pustaka. Yang mana melansir dari website Departemen Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unair, terdapat dua alat bantu seleksi bahan pustaka yaitu:
Alat bantu internal
Alat bantu internal berfokus pada kebutuhan pemustaka yang ada di dalam institusi. Misalnya, daftar usulan dari dosen, mahasiswa, atau hasil analisis statistik peminjaman koleksi yang sering digunakan.
Dengan pendekatan internal ini, pemilihan bahan pustaka benar-benar menyesuaikan kebutuhan pengguna. Hasilnya, koleksi perpustakaan akan lebih tepat guna dan mendukung aktivitas akademik.
Alat bantu eksternal
Alat bantu eksternal lebih menekankan pada informasi dari luar, seperti katalog penerbit, brosur toko buku, maupun tren buku yang sedang populer di pasaran. Informasi ini membantu pustakawan mengetahui perkembangan dunia perbukuan secara lebih luas.
Dengan memanfaatkan alat bantu eksternal, perpustakaan dapat menyediakan koleksi yang mutakhir. Hal ini penting agar perpustakaan tidak hanya memenuhi kebutuhan akademik, tetapi juga selaras dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan minat baca masyarakat.
4. Kriteria Bahan Pustaka yang Dipilih
Elemen penting dalam pemilihan bahan pustaka yang tidak boleh kita abaikan berikutnya yaitu terkait dengan kriteria bahan pustaka yang akan dipilih. Ini berarti tidak semua jenis bahan pustaka atau buku bisa masuk ke dalam perpustakaan.
Nah, salah satu kriteria untuk menentukan bahan pustaka atau buku tersebut bisa diadakan yakni tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini penting untuk menjaga kesesuaian koleksi dengan nilai dasar bangsa.
Selain itu, bahan pustaka harus relevan dengan kebutuhan pemustaka seperti pendidikan, penelitian, siswa dan mahasiswa atau masyarakat umum penggunaan perpustakaan. Lalu isi kontennya harus berkualitas, mutakhir, serta dapat dipercaya dari sisi keilmuan maupun sumber penerbitan.
Pustakawan juga perlu memperhatikan aspek fisik bahan pustaka, seperti kualitas kertas, cetakan, dan jilidan. Koleksi dengan fisik yang baik akan lebih tahan lama dan efisien untuk digunakan.
Terakhir, ketersediaan anggaran juga menjadi pertimbangan. Pustakawan harus memastikan koleksi yang dipilih sebanding dengan dana yang tersedia, tanpa mengurangi kualitas dan relevansi informasi yang dibutuhkan.
Nah, itu dia empat elemen penting dalam pemilihan bahan pustaka. Dengan memahami keempat elemen penting tersebut, pustakawan dapat menjalankan proses pemilihan bahan pustaka secara lebih profesional.
Hasilnya, koleksi yang dikembangkan mampu mendukung kebutuhan informasi, pendidikan, dan penelitian secara berkelanjutan. Jadi, jangan ketika melakukan pengadaan buku jangan melupakan empat elemen di atas, ya!