Mengenal Apa Itu Prosiding: Pengertian, Perbedaannya dengan Jurnal sampai Aturan Umum Penulisannya

Mengenal Apa Itu Prosiding: Pengertian, Perbedaannya dengan Jurnal sampai Aturan Umum Penulisannya

Untuk kamu, para mahasiswa yang sedang menempuh studi di perguruan tinggi, ketahuilah menerbitkan artikel ilmiah menjadi salah satu kegiatan penting yang bisa menunjang pengalaman akademikmu. Salah satu bentuk publikasi ilmiah yang bisa kamu coba yaitu prosiding.

Bukankah kamu sudah familiar? Jika belum, tak masalah! Meski istilah ini cukup familiar dan sering disebut dalam seminar atau konferensi, tak sedikit mahasiswa yang masih belum memahami dengan jelas apa itu prosiding. Banyak di antara mahasiswa hanya mendengar istilah prosiding tanpa benar-benar mengetahui fungsinya.

Mengenal Apa Itu Prosiding: Pengertian, Perbedaannya dengan Jurnal sampai Aturan Umum Penulisannya

Padahal, prosiding bisa menjadi salah satu sarana yang efektif untuk mulai memperkenalkan hasil penelitian atau kajian ilmiah. Selain itu, artikel prosiding juga bisa digunakan sebagai salah satu bukti keaktifan akademik yang bernilai. Nah, artikel kali ini akan membantu kamu mengenal lebih dekat tentang apa itu prosiding, manfaatnya hingga perbedaan prosiding dengan jurnal. Yuk, simak pembahasan lengkapnya berikut ini:

Mengenal Istilah Prosiding

Di pembahasan pertama, mari kita ulik apa itu prosiding. Prosiding adalah kumpulan artikel ilmiah yang telah dipresentasikan dalam sebuah forum ilmiah, seperti seminar, konferensi, simposium, atau workshop.

Setiap artikel yang dimuat di prosiding merupakan hasil penelitian atau kajian yang sudah dipresentasikan di hadapan peserta forum tersebut. Biasanya, prosiding diterbitkan dalam bentuk buku cetak maupun digital.

Prosiding berfungsi sebagai dokumentasi resmi dari materi-materi ilmiah yang dibahas dalam sebuah acara akademik. Selain itu, prosiding menjadi sarana berbagi gagasan, temuan, atau hasil penelitian. Tidak jarang, artikel prosiding menjadi referensi awal sebelum penelitian lebih lanjut diterbitkan dalam bentuk jurnal.

Manfaat jika Mahasiswa Menerbitkan Artikel di Prosiding

Biasanya untuk bisa menerbitkan artikel ilmiah di prosiding akan ada uang yang perlu kita keluarkan. Baik untuk keperluan biaya pendaftaran seminar maupun dana untuk menunjang proses penelitian sebelum akhirnya diterbitkan di prosiding.

Untuk kamu para mahasiswa yang memiliki biaya atau dana lebih kemungkinan akan lebih mudah prosesnya. Namun, kebanyakan mahasiswa yang ikut prosiding ini biasanya atas bantuan dosen. Yang mana mahasiswa tersebut diajak bergabung dalam penelitian dosen.

Nah, jika kamu merupakan salah satu mahasiswa yang berkesempatan melakukan penelitian bersama dosen dan berhasil menerbitkan artikel ilmiah di prosiding, akan ada beberapa hal positif yang bisa kamu peroleh yaitu:

  1. Melatih kemampuan menulis karya ilmiah: kamu bisa menjadikannya media untuk belajar menyusun artikel ilmiah yang sistematis dan sesuai kaidah akademik.
  2. Memperluas relasi akademik: melalui forum seminar atau konferensi, mahasiswa bisa bertemu dosen, peneliti, dan mahasiswa dari berbagai institusi.
  3. Meningkatkan nilai tambah akademik: artikel prosiding dapat kamu cantumkan dalam CV, portofolio, atau menjadi syarat tambahan beasiswa dan program pascasarjana.
  4. Sebagai media publikasi awal: artikel yang diterbitkan di prosiding bisa menjadi tahap awal sebelum dikembangkan menjadi jurnal bereputasi.

Perbedaan Prosiding dan Jurnal Ilmiah

Selanjutnya, mari kita mengulik perbedaan antara prosiding dengan jurnal ilmiah. Walaupun keduanya sama-sama memuat karya ilmiah, tapi ada beberapa perbedaan penting yang perlu kita ketahui, yaitu:

1. Wadah publikasi

Prosiding diterbitkan dalam rangkaian kegiatan forum ilmiah seperti seminar, konferensi, simposium, atau workshop. Artikel yang masuk ke prosiding biasanya dipresentasikan langsung di hadapan peserta forum.

Sementara itu, jurnal ilmiah diterbitkan oleh media berkala khusus yang fokus menerbitkan artikel-artikel ilmiah secara rutin. Seperti setiap bulan atau setiap edisi tertentu.

2. Proses review artikel

Artikel yang dimuat dalam prosiding umumnya hanya melalui proses seleksi atau editorial ringan. Ada yang menggunakan peer review sederhana, namun biasanya tidak seketat jurnal.

Sedangkan jurnal ilmiah menggunakan sistem peer review yang ketat, di mana naskah ditinjau secara anonim oleh para ahli di bidangnya sebelum diputuskan layak diterbitkan. Nah, jika layak maka akan masuk list artikel yang terbit di jurnal, jika tidak maka akan memperoleh revisi dan menunggu keputusan final, terbit atau tidak.

3. Kualitas dan standar naskah

Naskah yang masuk prosiding memiliki kualitas yang bervariasi. Ada yang berupa ide awal, hasil penelitian sementara, atau laporan penelitian sederhana.

Sebaliknya, jurnal ilmiah mensyaratkan naskah yang lebih matang, orisinal, bermutu tinggi, dan menyajikan temuan yang signifikan, lengkap dengan metodologi dan pembahasan ilmiah yang mendalam. Intinya, artikel di jurnal pembahasannya lebih kompleks dan komprehensif daripada artikel ilmiah di prosiding.

4. Waktu publikasi

Prosiding biasanya diterbitkan dalam waktu cepat, segera setelah seminar atau konferensi selesai digelar. Hal ini karena prosiding berfungsi sebagai dokumentasi resmi kegiatan tersebut.

Sementara jurnal ilmiah membutuhkan waktu lebih panjang untuk proses seleksi, review, revisi, hingga akhirnya dipublikasikan. Proses tunggunya ini bisa memakan waktu beberapa bulan.

5. Nilai akademik

Secara akademik, artikel dalam prosiding diakui sebagai publikasi ilmiah. Namun, bobotnya lebih rendah dibanding jurnal ilmiah. Nah, artikel di jurnal ilmiah memiliki nilai akademik yang lebih tinggi, sering dijadikan syarat kelulusan program pascasarjana, kenaikan jabatan akademik, hingga persyaratan hibah penelitian.

Cara Mengikuti Seminar dan Menerbitkan Artikel di Prosiding

Mengenal Apa Itu Prosiding: Pengertian, Perbedaannya dengan Jurnal sampai Aturan Umum Penulisannya

Mengikuti seminar atau konferensi ilmiah dan menerbitkan artikel di prosiding merupakan langkah yang sangat bermanfaat untuk kamu sebagai mahasiswa. Terutama untuk kamu yang sedang menempuh studi akhir atau mulai aktif di bidang penelitian.

Kegiatan ini memberikan pengalaman berharga dalam menyusun artikel ilmiah, mempresentasikan hasil penelitian, sekaligus membangun relasi akademik lintas kampus atau institusi. Jadi … jika kamu memiliki kesempatan untuk menerbitkan artikel ilmiah di prosiding, jangan kamu sia-siakan, ya!

Nah, untuk alur menerbitkan artikel ilmiah di prosiding sendiri dapat kamu lihat pada uraian berikut:

  1. Cari informasi tentang seminar atau konferensi ilmiah yang menerima artikel prosiding.
  2. Baca ketentuan penulisan artikel sesuai format prosiding yang ditentukan panitia.
  3. Tulis artikel ilmiah berdasarkan hasil penelitian atau kajian pustaka.
  4. Kirim artikel sesuai jadwal call for papers.
  5. Jika diterima, presentasikan hasilnya di forum tersebut.
  6. Artikel akan diterbitkan dalam buku prosiding setelah seminar selesai.

Aturan Umum Penulisan Manuscript Proceeding

Pihak penerbit prosiding biasanya telah memiliki aturannya sendiri terkait penulisan manuscrip prosiding. Nah, secara umum aturan penulisannya ialah sebagai berikut:

1. Mengikuti template resmi dari panitia seminar

Setiap seminar atau konferensi biasanya menyediakan template khusus yang harus diikuti peserta. Template ini mencakup format margin, jenis dan ukuran font, jarak antar baris, sistem penomoran, hingga urutan bab dalam artikel.

Mengikuti template adalah syarat mutlak agar artikelmu bisa diproses. Jadi, pastikan untuk memilihnya, ya sebelum proses menulismu dimulai.

2. Menuliskan identitas penulis secara lengkap

Identitas penulis umumnya mencakup nama lengkap, asal institusi, alamat email, dan afiliasi. Beberapa prosiding juga meminta mencantumkan nama pembimbing atau co-author.

Jika kamu menjadi bagian di tim penelitian dosen, biasanya namamu akan dicantumkan jadi penulis kedua. Penulis pertama tentu saja dosen yang mengajakmu terlibat dalam penelitiannya.

3. Struktur artikel harus yang sistematis

Manuskrip prosiding biasanya mengikuti struktur: Judul, Abstrak, Kata Kunci, Pendahuluan, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan, dan Daftar Pustaka. Pastikan setiap bagian harus ditulis dengan jelas dan terpisah sesuai ketentuan.

4. Bahasa ilmiah yang baku dan efektif

Gunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sesuai ketentuan forum, dengan kaidah akademik yang benar. Hindari kalimat bertele-tele dan bias opini tanpa data.

5. Daftar pustaka yang sesuai format

Penulisan referensi atau daftar pustaka wajib mengikuti style yang ditetapkan panitia, seperti APA Style, IEEE, atau Chicago Manual Style. Ketidaksesuaian daftar pustaka bisa membuat artikel ditolak.

6. Melampirkan data tambahan jika diminta

Beberapa prosiding mensyaratkan lampiran berupa data mentah, tabel, atau gambar pendukung. Pastikan seluruh data disiapkan dan sesuai dengan isi artikel.

Nah, itulah uraian terkait dengan apa itu prosiding. Dapat kamu lihat ya, bahwa prosiding berbeda dengan artikel jurnal.

Prosiding adalah bentuk publikasi ilmiah hasil seminar atau konferensi yang bisa menjadi sarana penting bagi mahasiswa untuk berbagi hasil penelitian dan memperluas jaringan akademik. Meski nilainya berada di bawah jurnal, prosiding tetap bermanfaat sebagai media publikasi awal.

Semoga dengan memahami tentang apa itu prosiding kamu jadi semakin mengenalnya, memahami cara penulisannya dan tentunya berhasil menerbitkan artikel di prosiding. Selain membaca artikel ini, pastikan kamu juga membaca langsung contoh-contoh artikel prosiding yang sesuai dengan rumpun keilmuanmu, ya! Selamat belajar!

WhatsApp
Facebook
Twitter
LinkedIn